Sabtu, 09 Oktober 2010

SBY Putuskan Tak Jadi ke Belanda Melalui Proses Panjang

Jakarta - Publik dibuat kaget dengan keputusan Presiden SBY yang tiba-tiba menunda kunjungannya ke Belanda. Namun ternyata, keputusan Presiden SBY sudah melalui proses yang panjang.

"Proses menuju keputusan itu cukup panjang dan pada akhirnya bisa diyakinkan bahwa dalam kondisi saat kunjungan kepala negara ke Belanda dihadapkan pada banyaknya interpretasi yang justru merugikan hubungan bilateral dan merugikan kepentingan Indonesia di mancanegara," kata Juru Bicara Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah.

Hal tersebut dia sampaikan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (6/10/2010) usai dipanggil Presiden SBY.

Faiza mengatakan, sejak Sabtu 2 Oktober pemerintah terus memantau isu tersebut dan terus berkomunikasi dengan Kedutaan di Den Haag, Belanda. KBRI secara kontinyu berhubungan dengan pemerintah Belanda.

"Proses penginformasian itu terus dilakuakan. Proses konsultasi dengan pimpinan juga dilakukan, mengenai timingnya itu mungkin yang terkesan mendadak," cerita Faiza.

Pemerintah berharap, dari penundaan ini ada proses pembelajaran yang bisa dipetik. Segala bentuk aktivitas yang merongrong keutuhan wilayah negara sahabat sebaiknya dapat diberikan perhatian serius, sehingga itu tidak menjadi kendala dalam hubungan bilateral kedua negara.

"Tentu ada kondisi dimana aktivitas yang merongrong keutuhan wilayah negara sahabat sebaiknya dapat diberikan perhatian serius sehingga tidak menjadi suatu kendala dalam hubungan bilateral kedua negara," ujar mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri ini.

Lebih lanjut Faiza mengatakan, pemerintah akan menjadwalkan ulang rencana ke Belanda setelah proses hukum pelaporan RMS selesai.

"Kita menunggu proses peradilannya," ucap Faiza.

Analisis : Pada hari selasa sekitar pukul 12.30, 1 jam sebelum keberangkatan ke Belanda untuk memenuhi undangan Ratu Belanda dan Perdana Menteri Belanda, Pak SBY tiba-tiba membatalkan kunjungannya tersebut, hal ini disebabkan karena presiden mendengar ada kabar bahwa RMS di sana ingin memenjarakan presiden akibat kasus pelanggaran HAM yang terjadi. Untuk mencegah dan mengantisipasi hal yang tidak diinginkan maka presiden akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke Belanda, dan membatalkan kunjugannya tersebut. Karena seperti yang kita ketahui hubungan antara Presiden SBY dengan RMS tidak baik, seperti pada tahun 2007 yang lalu saat Presiden menghadiri HUT di Maluku, tanpa disengaja muncul anggota-anggota RMS yang berjumlah 30 orang dan menggangu acara tersebut. Oleh karena itu untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, presiden lebih baik membatalkan kunjungannya, ini bukan berarti Presiden takut atau apa, namun demi keamanannya secara penuh, lagian pembatalan kepergian Presiden ke Belanda juga tidak menganggu hubungan bilateral antara kedua Negara yang bersangkutan.